Langkah Pandidikan Back To Nature
Sebagai anggota masyarakat pendidikan dunia, kini Indonesia juga tengah
melakukan perubahan di segala bidang kehidupan, terutama aspek pendidikan. Hal
itu menjadi penting sekali, mengingat fenomena Pendidikan Nasional tampak jauh
tertinggal dengan negara-negara lain, meskipun belum bisa dikategorikan bahwa
Pendidikan Nasional kita telah mengalami kegagalan. Ketertinggalan ini bukan
hanya ditandai dengan daya saing sumber daya manusia (SDM) yang masih
rendah—bila dibandingkan dengan Negara-negara tetangga, melainkan lebih terasa
akibat ketidaksiapan produk pendidikan kita untuk berkiprah dalam dunia kerja.


Mengingat hal yang demikian, tentu sudah selayaknya bila Pendidikan
Nasional kembali ke habitatnya semula (back to nature) dengan memperhatikan
nuansa (muatan) kultural dan saling memberikan energi antara satu aspek
(vertical) dengan aspke lainnya (horizontal). Dengan mempertemukan kedua aspek
ini, maka akan melahirkan suatu kondisi yang edukatif, sehingga akan tampak
secara nyata sumbangsih pendidikan di tengah-tengah perubahan sosial (social
change).
Melalui konsep dan strategi pendidikan back to nature ini, kita akan
dapat mengembalikan harkat dan martabat sebagai sebuah bangsa yang agung.
Selama ini bangsa kita terlanjur telah kehilangan modal yang sangat berharga di
tengah-tengah percaturan peradaban dan hubungan antar negara-negara lainnya.
Modal tersebut tak hanya berupa materi semata, tetapi yang lebih vital justru
berupa merosotnya moralitas dan nilai-nilai akhlaqul karimah sebagai bangsa yang
berbudaya dan berperadaban.
Dengan konsepsi pendidikan mulai melirik aspek kultural inilah, maka
perlahan tapi pasti subyek pendidikan akan berkualitas dan memiliki mutu yang
“layak pakai” baik untuk mengaktualisasikan dirinya, maupun dalam pemberdayaan
di tengah-tengah masyarakat dan hubungan dengan negara-negara lain dari
berbagai belahan bumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar