Kamis, 11 Januari 2018

langkah pendidikan

Langkah Pandidikan Back To Nature

Sebagai anggota masyarakat pendidikan dunia, kini Indonesia juga tengah melakukan perubahan di segala bidang kehidupan, terutama aspek pendidikan. Hal itu menjadi penting sekali, mengingat fenomena Pendidikan Nasional tampak jauh tertinggal dengan negara-negara lain, meskipun belum bisa dikategorikan bahwa Pendidikan Nasional kita telah mengalami kegagalan. Ketertinggalan ini bukan hanya ditandai dengan daya saing sumber daya manusia (SDM) yang masih rendah—bila dibandingkan dengan Negara-negara tetangga, melainkan lebih terasa akibat ketidaksiapan produk pendidikan kita untuk berkiprah dalam dunia kerja.
Langkah awal perubahan yang perlu dicermati dalam pembentukan kepribadian anak bangsa melalui pendidikan adalah pembentukan identitas (jati diri) bangsa Indonesia. Identitas ini bersumber dari faktor-faktor horizontal maupun vertikal. Pembentukan identitas yang bersumber dari faktor vertikal bisa berasal dari latar belakang geografis, pemukiman dan etnisitas. Pada gilirannya etnisitas acapkali diterjemahkan dengan unsur geografis yang meliputi lokalitas dan etnis-etnis china, Madura, Dayak, Batak, Betawi dan seterusnya yang biasa disebut dengan demografis. Sedangkan faktor horizontal lebih bermuara pada aspek dialek, kebiasaan, adat-istiadat, yang masing-masing daerah memiliki kekhasannya masing-masing.
Apabila menginginkan produk pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka kedua aspek inilah yang selayaknya harus diperhatikan oleh para pemangku atau pelaku pendidikan. Sebab pada gilirannya nanti, mereka yang mengenyam pendidikan inilah yang dapat merealisasikan nilai-nilai pendidikan tersebut ke dalam hazanah berbangsa dan bernegara, yang tentunya tidak lepas dari kerangka dasar, yaitu kebudayaan, moralitas dan ahlak (Clifton, 1968:16-17)
Mengingat hal yang demikian, tentu sudah selayaknya bila Pendidikan Nasional kembali ke habitatnya semula (back to nature) dengan memperhatikan nuansa (muatan) kultural dan saling memberikan energi antara satu aspek (vertical) dengan aspke lainnya (horizontal). Dengan mempertemukan kedua aspek ini, maka akan melahirkan suatu kondisi yang edukatif, sehingga akan tampak secara nyata sumbangsih pendidikan di tengah-tengah perubahan sosial (social change).
Melalui konsep dan strategi pendidikan back to nature ini, kita akan dapat mengembalikan harkat dan martabat sebagai sebuah bangsa yang agung. Selama ini bangsa kita terlanjur telah kehilangan modal yang sangat berharga di tengah-tengah percaturan peradaban dan hubungan antar negara-negara lainnya. Modal tersebut tak hanya berupa materi semata, tetapi yang lebih vital justru berupa merosotnya moralitas dan nilai-nilai akhlaqul karimah sebagai bangsa yang berbudaya dan berperadaban.
Dengan konsepsi pendidikan mulai melirik aspek kultural inilah, maka perlahan tapi pasti subyek pendidikan akan berkualitas dan memiliki mutu yang “layak pakai” baik untuk mengaktualisasikan dirinya, maupun dalam pemberdayaan di tengah-tengah masyarakat dan hubungan dengan negara-negara lain dari berbagai belahan bumi ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar